Selasa, 05 Juli 2022

Review: 20th century boys movie


Gila, luar biasa, bikin geleng geleng kepala, mencengangkan, tak dapat di duga, sesuatu yang bisa membuat otak jadi ngilu. Begitah pendapat gue saat menonton trilogy live action adaptasi manga yang di buat oleh mangaka Naoki Urasawa. Gue gak habis pikir kok bisa ya Naoki Urasawa membuat manga segila ini.



Gue menontonnya pertama kali  waktu gue kerja shif malam di warnet tahun 2014, dan gue saat itu gak nyambung sama sekali saat itu dengan jalan ceritanya. Tapi di tahun ini, tahun 2022, di umur gue yang baru menginjak ke 29 gue mulai paham, mungkin dulu, pertama kali nonton gue masih muda dan belum terlalu bisa memahami sebuah emosi. Seperti humor dewasa yang hanya bisa di pahami saat memasuki fase dewasa.



Disini gue gak akan menceritakan secara detail, hanya garis besarnya saja. Dan gue gak mau kalian kehilangan feeling kalau nanti mau menontonnya. Karena kalau sesuatu sudah tahu sejak awal gak bakan seru.



Kenji Endo karakter utama di film pertama 20th century boys

Beginning of the End, mulai menyadari kalau hilangnya orang-orang ada hubungannya dengan aliran yang di pimpin "Tomodachi" setelah mengingat simbol yang tergambar di dinding rumah tetangganya yang menghilang. Kenji juga menyadari kalau "Tomodachi" ini adalah organisasi khayalan yang ia buat semasa ia masih bocah sd. Saat itu kenji dan kawan-kawannya di tempat rahasia yang disebut pangkalan, menulis sebuah buku skenario masa depan tentang kehancuran dunia dan Kenji beserta kawan-kawan akan bertindak sebagai pahlawan. Buku itu di beri nama yogen no sho atau buku ramalan . Dan apa yang sedang terjadi sama persis dengan yang ada didalam buku itu.



Ia menduga salah satu temannya ada dibalik aliran itu, Karena buku ramalan itu di buat secara rahasia bersama teman-temannya.



Khas Naoki Urasawa, cerita yang di hadirkan begitu kompleks, bisa di bilang ruwet apalagi kalau baca manganya harus sering lihat kembali ke halaman sebelumnya. Alur maju mundur, penuh dengan tebakan dan misteri dan semua potongan misteri itu membuat kejutan tanpa di duga.



Dari sini gue malah melihat kalau simbol  atau lambang "Tomodachi" ini mirip sekali dengan simbol mata satu yang memang terkenal dalam dunia konspirasi sebagai mata yang melihat segalanya, mata dajjal dalam agama islam.





Mata yang muncul dalam dalam berbagai logo organisasi dunia yang mengarah pada organisasi tatanan dunia baru. Mungkin Naoki Urasawa terinspirasi pada simbol ini, atau memang ia secara terselubung sedang menunjukan bahwa oraganisasi itu memang ada.



Tapi setelah itu gue teliti lagi, gue malah melihat yang lain, coba kalian lihat lagi "tomodachi" secara keseluruhan, gue Malah melihat perpaduan anonymous dan iluminati, mungkin ini hanya kebetulan saja, tapi konspirasi tetaplah konspirasi, sesuatu yang terselubung.



Pun di kisahkan begitu di 20th Century Boys 2: The Last Hope.

Kalau di film pertama dibuat tegang maka di film kedua akan dibuat mengalir begitu saja, tak banyak ketegangan yang tercipta tapi banyak petunjuk yang mulai terlihat jelas.



Di film kedua "Tomodachi" juga mati setelah tertembak, tapi bangkit lagi di 3 hari setelah kematiannya, yang ini juga di samakan dengan bangkitnya Yesus, sesuatu penggambaran yang mirip banget, punya sebuah kemampuan hidup lagi, pantas saja pengikut "Tomodachi" menganggapnya sebagai tuhan. Lagi-lagi Naoki Urasawa memberi petunjuk baru tentang akhir zaman, tentang adanya kekacauan, konspirasi, rekayanya dan tipu daya.



Lalu berlanjut ke akhir trilogy, dimana film ini di akhiri dengan epic. Dengan judul  20th Century Boys 3: Redemption. Semuanya mulai terlihat jelas. seolah potongan puzzle yang telah di selesaikan, semua petuntuk, teka-teki dan misteri terungkap jelas.



Siapa sebenarnya tokoh tomo dachi yang di film sebelumnya masih samar kini mulai terungkap. Yang tidak di sadari, tokoh di balik topeng "Tomodachi" sebeneranya sudah muncul diawal film pertama, tapi begitulah, dengan ciamiknya  Naoki Urasawa mengemasnya dengan puzle yang hanya dapat di pecahkan ketika semuanya telah selesai dan berakhir, bravo.



Akhirnya kenji akan tahu siapa "Tomodachi" sebenarnya, apa yang melatari ia melakukan semua itu. Film ini pun diakhiri dengan lagu Gutarara sutarara yang sejak awal film menjadi lagu yang menyiratkan segalanya.



oh ya di forum ada yang bertanya apakah tokoh "Tomodachi" itu benar punya kekuatan supra natural yang bahkan di film kedua ia bisa bangkit dari  kematian?



kalau menurut gue "Tomodachi" memang punya kekuatan supra natural, ini bisa di lihat di scene dimana ia tergantung tapi masih hidup meski lehernya terikat tali dalam gantungan di lab semasa sd, Tapi tidak jelas juga karena saat tertembak ia menggunakan topeng yang bisa saja itu hanya pengganti. karena memang sejak awal ia menggunakan topeng, tidak ada yang tahu siapa sebenarnya yang ada di balik "Tomodachi".



Terakhir saya menyoroti tokoh dibalik topeng "Tomodachi" yang sejak kecil di jauhi teman-temannya bahkan dianggap telah mati, atau mati sungguhan?. Memang benar Kesepian, kesendirian, kesunyian sering kali melahirkan kejahatan, di mana dalam kesunyian bisik-bisik mereka terdengar jelas.



Secara keseluruhan gue beri nilai 98 dari 100



Eit ada satu lagi, gue ngidam banget punya motor copper yang di pake kenji di film terakhir, kaya ada unik-uniknya gitu. So selamat penasaran dan segera menontonlah.



#usmansan99

#honja

Tidak ada komentar: