Kamis, 23 November 2023

Saatnya kalibrasi kiblat saat matahari tepat diatas Ka'bah

 

Kalibrasi kiblat

Besok, tepatnya tanggal 27-28 mei 2023 pukul 16.18 WIB posisi matahari akan tepat berada diatas ka'bah, peritiwa ini disebut dengan Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat. Momen ketika hari tanpa bayangan ini cocok sekali digunakan untuk mengecek kembali arah kiblat di masjid atau tempat ibadah umat muslim pada umumnya. Peristiwa ini juga lazim dikenal kenal kulminasi agung.

Meski ada cara yang lebih umum, yaitu dengan kompas dan Tedoloid, cara ini menjadi cara yang paling mudah dipraktekan. Caranya dengan menggukan dua tongkat atau pendulum bob yang sejajar benangnya. Pada pukul 16.18 WIB, arahkan alat yang digunakan sejajar dengan posisi matahari. Paskan hingga tongkat pertama, tongkat kedua dan matahari berada sejajar di garis lurus. Maka dengan begitu kita akan mendapatkan arah kiblat yang akurat.


Keakuratan arah kiblat merupakan bagian dari syariat agama Islam, yang mana adalah sebuah kewajiban setiap muslim di muka bumi ini untuk shalat menghadap kiblat, kecuali jika tidak tahu arah yang tepat atau berada diatas kendaraan yang tak tentu arahnya.


Perlu di ketahui, jika satu derajat saja bergeser maka itu sama saja dengan kita mengarah menjauh dari ka'bah sejauh 135 km. Tentu saja ini sangat riskan apabila kita telah mengetahui arah kiblat yang tepat. Mungkin saja doa-doa kita selama ini belum terkabul karena kita berdoa tidak tepat menghadap ka'bah, ibarat kita berburu dengan sebuah panah, namun kita memanah tidak tepat pada buruannya.

Jadi apabila bangunan masjid atau tempat ibadah tidak mengarah lurus tepat ke Ka'bah, maka cara yang terbaik adalah mengubah arah sajadah kita saja, itu sudah cukup daripada membongkar dan membangun kembali masjid itu terutama pada masjid yang dibangun oleh umat muslim terdahulu.

Ada yang bertanya, apa mungkin arah kiblat suatu daerah bisa berubah? tentu saja jawabannya bisa, yang paling besar kemungkinannya adalah ketika terjadi gempa. Karena disaat itu patahan lempeng bumi akan bergerak. Meski hanya satu atau dua derajat itu tetap akan mengubah arah kiblat di daerah tersebut.

Ada yang lebih menarik lagi, ini kisah tentang arah kiblat di negara Suriname. Kita tahu saat masa kolonialisme, banyak sekali orang  suku jawa yang mayoritas muslim di kirim ke Suriname untuk bekerja. Karena ketika di jawa arah kiblat mengarah ke barat, maka secara turun temurun  sampai anak cucu mereka shalat menghadap kearah barat. Dan ternyata dewasa ini setelah di teliti arah kiblat yang paling dekat dan paling tepat adalah mengarah ke timur, tidak  seperti apa yang diyakini selama itu. Dari kisah ini kita bisa menyimpulkan, kita tidak bisa menggunakan keyakinan saja untuk menentukan sesuatu, terkhusus arah kiblat.

Tidak ada komentar: