Namun pernah sekali atau bahkan berulang kali, dulu aku dan seorang sahabat kecil mencari dan ingin menemukan ujung pelangi. Dengan sepeda jengki kami berlomba saling mendahului, ingin melihat secara langsung bagaimana rupa bidadari itu. Lama semakin lama dekat semakin dekat jauh semakin menjauh, pelangi itu hilang bersama terangnya sinar matahari.
Kemudian semua jawaban itu terang benderang muncul dalam ilmu sains. Pelangi hanyalah pembiasan cahaya matari oleh butiran air diawan. Sama halnya pantula sinar matahari dari cermin yang direndam dalam air atau semprotan bunga milik para petani. Hah, pelangi tak seru lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar