Telurku pecah.
Telur ayam kampung yang kubawa pecah.
Sebutir telur yang kubawa menuju warung jatuh dari genggaman.
Telur yang sedianya di barter dengan tempe telah jatuh.
Aku tak berani pulang, nanti ibuku marah.
Aku disusul kakak, ia marah.
Ia membawa Sebutir telur ke warung.
Benar saja ibu marah ketika aku pulang.
Samar.
Ingatanku samar.
Padahal aku lebih suka telur dari pada tempe.
Hanya karena Sebutir telur seharga 4 bungkus tempe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar